Pendidikanistri lebih tinggi dari suami sehingga istri merasa lebih tahu dan lebih mengerti daripada suami. sehingga lupa akan istrinya dan keluarganya Suami lebih mementingkan kegemarannya sendiri (egois). Istri punya penghasilan sendiri jadi suami beranggapan tidak perlu lagi memberi uang belanja sendiri. Suami lebih mementingkan
Apakah hukum jika suami lebih mementingkan ibu bapanya dan bagaimana dengan isteri yang lebih mengutamakan keluarganya daripada suami sedangkan suami adalah ketua keluarga? Bersyukurlah pada Allah sekiranya kita bukan berada di persimpangan dan serba salah antara ibu bapa dan isteri atau antara ayah dan ibu serta suami. Jika ya, hadapilah dengan sabar dan tenang. Yang paling penting adalah mengikut hukum Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW serta sepertimana yang Allah telah terangkan dalam kitab suci Al-Quran. Hukum Suami & Isteri Utamakan Keluarga Jika berada di posisi tengah seperti antara isteri dan ibu adalah lebih parah lagi kerana dalam hukum,suami wajib mengutamakan ibu lebih daripada isteri sendiri. Begitu juga isteri perlu lebihkan suami dahulu sebelum kedua-dua ibu bapa yang disayangi. Apa alasan sekalipun, si isteri harus meminta izin suami walaupun untuk pergi melawat orang tuanya. Walau bagaimanapun, kita sebagai manusia pasti boleh berfikir dengan betul serta tahu akan dosa dan pahala. Sekiranya berpandukan pada ajaran Islam tentunya rasa serba salah tidak akan ada walau sedikit pun. Namun, tidak semua kaum isteri dapat menahan dengan ujian ini malah menjadi sakit hati apabila dapat melihat sang suami amat mengambil berat serta mengutamakan ibunya daripada isterinya sendiri. Dan si suami pula pasti akan menjadi marah dan sakit hati apabila melihat isteri sangat mengutamakan kedua ibu bapanya daripada suaminya sendiri yang berada di hadapan matanya. Jadi, apa yang harus dilakukan? Berikut dikongsikan beberapa nasihat daripada Ustaz-Ustaz terkenal yang menjelaskan tentang hukum seorang suami yang mengutamakan ibu bapa dan hukum seorang isteri ke atas Suami Pentingkan Ibu Bapa Seorang suami harus bijak membuat pilihan antara ibu dan isteri. Sebaiknya harus dijaga kedua-dua hati mereka agar tidak menjadi dosa. Dengarkan penjelasan berkaitan. Antara Ibu dan Isteri Tercinta Hukum Anak Lelaki Abaikan Tanggungjawab Hukum Isteri Utamakan Keluarga Dari Suami Taat Suami atau Ibu Bapa? Hukum Isteri Yang Ingkar Semoga perkongsian tentang penjelasan berkaitan dengan hukum suami lebih mementingkan ibu daripada isteri dan isteri yang lebih mengutamakan keluarga daripada suami sendiri. Semoga bermanfaat kepada semua.
Seorangisteri acuan Islam seorang isteri yang solehah, bukan setakat taat pada suami. Hebat di ranjang, itu bergantung pada pasangan tersebut juga. Kepuasan seks memang perlu tetapi itu bukanlah sebab utama orang Islam berkahwin. Perkahwinan adalah satu ibadah, dan bernikah itu juga untuk mendapat keredhaan Allah dan mendapatkan zuriat.
Ditulis oleh Siti NuryatiHubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar. Karena orang tua lah yang membesarkannya dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Menjadi tidak wajar apabila suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan istrinya. Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang harus memberitahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti kepada orang tuanya. Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami. Sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius lagi, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bersama. 1. Komunikasikan dengan Suami Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pengertian dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda sukai, maka sudah seharusnya Anda berterus terang kepada suami. Berbicaralah secara terbuka mengenai perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan ia bisa sedikit berubah. 2. Hindari Konflik dengan Saudaranya Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya ia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling harus Anda hindari adalah konflik. Sadarilah bahwa suami dan keluarganya adalah bagian dari kehidupan Anda dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap membutuhkan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda perlukan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya. 3. Tidak Tinggal Satu Atap * sumber Setelah menikah, memang disarankan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan agar keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mandiri. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga. Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena ketika tinggal bersama mertua, Anda sebagai istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya. 4. Beri Perhatian Lebih * sumber Mungkin ada suatu alasan kenapa suami lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Bisa jadi ia kurang mendapatkan perhatian Anda, karena kesibukan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang hanya terfokus pada anak-anak. Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat hatinya senang. Dengan harapan ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga memiliki seorang istri yang harus menjadi prioritasnya. 5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya * sumber Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya. Jangan hanya karena suami lebih perhatian terhadap keluarga atau saudara-saudaranya, lalu Anda melarang suami bertemu mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah menemani Anda dan kapan suami bisa berkunjung ke rumah orang tua atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka. 6. Hindari Emosi * sumber
IniHukum Istri Lebih Mementingkan Keluarganya daripada Suami Menurut Islam, Wajib Tahu! | Orami. 10 Cara Menjadi Suami dan Ayah yang Baik Menurut Islam | BAJUYULI - Blog. 5 Cara Meredam Istri yang Suka Marah, Suami Akan Lebih Pengertian Jika Melakukannya. Abuya uci turtusi - Cara mendidik istri yang benar - YouTube
Jawaban Ustadzah Husna Hidayati, MHI Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh Setelah memasuki kehidupan rumah tangga, suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Keduanya sudah berpisah dengan kedua orang tua masing-masing dan sudah memiliki rumah tangga sendiri yang pemimpin dalam rumah tangga baru tersebut adalah suami. Seorang suami adalah pemimpin di dalam rumah tangga, bagi istri, juga bagi anak-anaknya. Allah SWT memberi keutamaan bagi laki-laki yang lebih besar daripada perempuan. Karena dialah yang berkewajiban memberi nafkah dan mendidik istri dan keluarganya. Allah SWT berfirman “Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan isteri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dan hartanya.” QS An-Nisaa’ 34. Meski suami maupun istri memiliki hak dan kewajiban, namun suami mempunyai kelebinan atas isterinya. Allah SWT berfirman “Dan mereka para perempuan memiliki hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang pantas. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana,. QS Al-Baqarah 228. Namun, ada beberapa istri yang belum memahami sepenuhnya atas hal tersebut, sehingga masih saja menomorsatukan keluarganya dibanding dengan suaminya hadits Nabi SAW “Tidak boleh seorang perempuan puasa sunnah sedangkan suaminya ada tidak safar kecuali dengan izinnya. Tidak boleh ia mengizinkan seseorang memasuki rumahnya kecuali dengan izinnya dan apabila ia mengintakan harta dari usaha suaminya tanpa perintahnya, maka separuh ganjarannya adalah untuk suaminya.” Sebagaimana hadist Nabi SAW tentang keutamaan suami di atas, maka seorang istri yang lebih mementingkan keluarganya daripada suaminya harus diberi pengertian dan kefahaman bahwa yang demikian itu tidak dibolehkan dan hukumnya menjadi haram. Syeikhul Islam lbnu Taimiyyah mengatakan “Seorang perempuan Jika telah menikah, maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua.” Majmu’ Fatawa 32/261. Menurut Alquran dan hadits, istri yang salehah adalah ia yang mentaati perkataan suami. Suami merupakan imam dan pemimpin bagi wanita yang telah menikah. Dalam surat An Nisa ayat 34, Allah berfirman, “Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas Sebagian yang lain wanita dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang salehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. Tentunya yang harus diikuti adalah aturan ataupun nasihat yang sejalan dengan apa yang sudah diajarkan dan diperintahkan Allah SWT. Mentaati apa yang disampaikan dan diperintahkan suami bukan semata-mata karena dia adalah suami, melainkan, Karena memang diperintah pula oleh Allah sama seperti kewajiban kewajiban yang lain sebelumnya, ketaatan ini harus hadir atas dasar karena Allah SWT. Dalam ayat yang sama surah annisa ayat 34, Allah berfirman, “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar”. Kewajiban mentaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orang tua. Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al Jami fi Fiqh An Nisaa mengatakan seorang perempuan, sebagaimana laki-laki, mempunyai kewajiban sama berbakti terhadap orangtua. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menguatkan hal itu. Penghormatan terhadap ibu dan ayah sangat ditekankan oleh Rasulullah. Masih tentang hadits tersebut, Imam Nawawi mengatakan, hadis yang disepakati kesahihannya itu memerintahkan agar senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat. Dan, yang paling berhak mendapatkannya adalah ibu, lalu bapak, kemudian disusul kerabat lainnya. Namun, menurut Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam kumpulan fatwanya yang terangkum di Fatawa Muashirah mengatakan bahwa memang benar, taat kepada orang tua bagi seorang perempuan hukumnya wajib. Tetapi, kewajiban tersebut dibatasi selama yang bersangkutan belum menikah. Bila sudah berkeluarga, seorang istri diharuskan lebih mengutamakan taat kepada suami. Selama ketaatan itu masih berada di koridor syariat dan tidak melanggar perintah agama. Allah SWT berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kKaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita”. QS an-Nisaa’ [4] 34. Meski demikian, kewajiban menaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orangtua atau mendurhakai mereka. Seorang suami dituntut mampu menjaga hubungan baik antara istri dan keluarganya. Ikhtiar itu kini tentunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi bisa diupayakan sangat mudah. Menyambung komunikasi dan hubungan istri dan keluarga bisa lewat telepon, misalnya. Tidak harus terus menerus mengunjungi dan berada di rumah orangyuanya sampai meninggalkan suaminya. Hukum istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami akan tergambar dalam ketaatan istri kepada suami. Sebab, setelah wali perempuan isteri menyerahkan kepada suami, maka kewajiban taat kepada suami menjadi hak tertinggi yang harus dipenuhi, setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana hadist Nabi SAW tentang keutamaan suami di atas, maka seorang istri yang lebih mementingkan keluarganya daripada suami tidak dibolehkan dan hukumnya menjadi haram. Syeikhul Islam lbnu Taimiyyah mengatakan “Seorang perempuan jika telah menikah, maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua.” Majmu’ Fatawa 32/261. Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al Jami fi Fiqh An Nisaa mengatakan, seorang perempuan sebagaimana laki-laki, mempunyai kewajiban sama berbakti terhadap orangtua. Penghormatan terhadap ibu dan ayah sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Namun, menurut Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam kumpulan fatwanya yang terangkum di Fatawa Mushirah menerangkan bahwa kewajiban tersebut dibatasi selama yang bersangkutan belum menikah. Bila sudah berkeluarga, seorang istri dinaruskan lebih mengutamakan taat kepada suami. Saat taat pada suami, istri juga akan diberi pahala surga. Rasulullah SAW bersabda “Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya”. Kranya akan lebih bijak jika istri anda ajak bicara dari hati kehati dan jelaskan keutamaan-keutamaan yang harus dilakukan oleh seorang perempuan istri setelah dia sudah menikah dan hidup bersama dalam rumah suaminya. Semoga hal yang terjadi selama ini adalah hanya karena kekurang fahaman istri anda terhadap hak dan kewajibannya yang harus ditunaikan. InsyaAllah jika sudah diberi pemahaman, ia akan berubah lebih baik dan mentaati suaminya. Wallaahu Alam.
Akupun mencium keningnya dan mengucap “Aku setia kepadamu karena Allah ketahuilah tujuanku hanyalah cinta dan kasih sayang Allah serta syurga-Nya itu adalah hal yang terbaik dari segala yang terbaik yang kuinginkan di dunia ini, aku memaafkanmu suamiku.. karena Allah, dan semoga Allah mengampuni segala dosamu”. Aku dan anakku pun menangis. Jakarta Hati perempuan mana yang tak akan sakit hati dan kecewa ketika suami lebih mementingkan keluarganya yakni ayah, ibu, kakak, adik atau saudara lainnya ketimbang sang istri. Bisa dipastikan bahwa siapapun perempuan itu, ia akan merasa sangat sakit hati, kecewa dan sedih. Selama ini banyak yang bilang bahwa pria yang menyayangi keluarganya adalah pria idaman. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan jika pria yang dekat dengan keluarganya adalah pria yang lemah lembut, penuh cinta dan kasih sayang. Pria ini juga dikatakan sebagai pria yang mampu memperlakukan pasangannya dengan sangat baik. Namun, ketika perhatian dan sayang pria lebih besar ke keluarganya ketimbang ke istrinya, bagaimana menurutmu Sahabat Fimela? Pria Sayang Keluarga Itu Baik, Asal...Ilustrasi/copyright yang sayang keluarga, mementingkan keluarga di atas segala-galanya itu baik. Namun, jika rasa sayang ini sudah berlebihan dan membuatnya gelap mata ke istri sendiri, inilah yang kemudian menjadi tidak baik. Saat menjalin hubungan asmara apalagi rumah tangga, suami istri penting saling mengerti dan memahami dengan baik satu sama lain. Walau dalam keyakinan beragama seorang anak harus mengedepankan orangtua khususnya ibu, itu bukan berarti anak yang sudah berkeluarga lantas mengabaikan keluarganya sendiri terutama istri dan anak-anaknya. Melansir dari laman seorang pria yang telah menjadi suami penting menyayangi dua orang yang paling berharga di hidupnya yakni ibunya dan istrinya. Jangan sampai karena terlalu sayang ibu dan keluarganya lantas si pria mengabaikan kebahagiaan sang istri. Begitu sebaliknya, meski si pria sangat mencintai dan menyayangi istrinya, jangan sampai rasa cintanya ini membutakan mata hatinya dan membuatnya lupa pada kebaikan dan Pengertian Menyelamatkan HubunganIlustrasi/copyright Văn ThắngKetika memiliki suami yang begitu mementingkan keluarganya dibanding dirimu, pastikan untuk memiliki kesabaran ekstra besar. Pastikan juga untuk lebih pengertian baik ke suami maupun mertua. Jangan sampai rasa cemburu di hatimu justru menghancurkan hubungan yang telah dibina dan dibangun bersama. Tak ada salahnya bagi istri menasehati suami ketika kenyataannya ia lebih peduli ke keluarganya. Pahami lagi kedekatan suami dan keluarganya. Minta secara baik-baik ke suami agar perhatian dan kepeduliannya pada keluarga tidak lagi lebih besar dari perhatian dan kepeduliannya pada keluarga kecil kalian. Dalam hubungan, penting saling berkomunikasi satu sama lain dengan isi kepala dan perasaan tenang. Saat menjalin hubungan terlebih pernikahan, kita penting untuk menyayangi keluarga dan pasangan dengan rasa sayang yang sama besar. Orangtua yang melepas anaknya membina keluarga baru tentu cukup berat. Kita harus bisa memaklumi itu semua dan mengambil sisi positif darinya. Perlu waktu agar semuanya sesuai dengan angan-angan kita. Ketika menjalin hubungan pernikahan, jangan saling memaksakan kehendak demi bahagia seorang saja di Aulia yang menikah pada tahun 2011 silam terlihat makin mesra dengan sang suami, David Herbowo. Kepada Fimela, bintang film Eiffel I’m in Love itu berbagi resep agar kehidupan rumah tangganya kian harmonis. Agarsuami tahu bahwa anda dan keluarga juga harus diprioritaskan, maka bicarakanlah dengannya. Nah, daripada kamu kesal karena hal itu lebih baik kamu melakukan beberapa cara ini untuk menghadapi pacar yang lebih mementingkan temannya. Lebih baik memiliki musuh yang menamparmu langsung di depan wajahmu daripada teman yang Ilustrasi suami istri Foto Shutter StockDalam Islam, seorang suami memiliki tanggung jawab penuh untuk menafkahi istrinya secara lahir maupun batin. Ia harus memenuhi hak-hak sang istri dengan cara yang ma’ruf. Dalam surat al-Baqarah ayat 228, Allah Swt berfirman“Dan para perempuan memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.”Tidak hanya nafkah, bimbingan dan kasih sayang juga harus diberikan suami kepada istrinya. Ini dilakukan agar hubungan suami-istri dapat berlangsung harmonis dan penuh ada kalanya suami lebih mementingkan ibunya, meskipun sudah berumah tangga. Bagaimana hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui Suami Lebih Mementingkan Ibunya daripada IstrinyaKetika sudah menikah, seorang suami tetap harus berbakti kepada ibunya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW"Siapa yang lebih berhak terhadap wanita?" Rasullullah SAW menjawab, "Suaminya." Kemudian Siti Aisyah bertanya lagi, "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki!" Rasulullah saw. menjawab, "Ibunya."Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Shutter StockMenurut Elie Mulyadi dalam Buku Pintar Membina Rumah Tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, bila istri dan ibunya memiliki kebutuhan tertentu dalam waktu bersamaan, maka suami harus lebih mengutamakan ibunya. Maka, dapat disimpulkan bahwa hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya adalah status kewajiban ini dapat hilang jika suami dihadapkan pada situasi yang genting. Misalnya, ketika istri melahirkan, sedang sakit, kecelakaan, dan lain-lain. Jumhur ulama mengategorikan situasi ini dalam bab tentang berbakti kepada ibu sebenarnya telah dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW. Namun, hadits ini bersifat universal, tidak terbatas pada laki-laki Muslim saja. Dari Abu Hurairah ra beliau berkata"Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menj awab, 'Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapalagi ?' Nabi lalu menjawab, Kemudian ayahmu.” HR. Bukhari dan MuslimIbu disebut tiga kali dalam hadits tersebut. Ini menandakan bahwa kedudukan dan derajatnya tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. Oleh karena itu, umat Muslim diwajibkan untuk berbakti kepada suami istri. Foto Shutter StockNamun, amanah untuk memperlakukan ibu dan istri dapat diamalkan sekaligus, tanpa mengabaikan salah satunya. Imam an-Nawawi berpendapat bahwa seseorang tidak berdosa ketika mengutamakan istri daripada ibunya, selama ia memenuhi kewajiban jika harus memilih, ia bisa mengutamakan nafkah istrinya dengan tetap menjaga perasaan ibunya. Dalam kitab Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Imam an-Nawawi berkata“Seseorang tidak berdosa dengan tindakan itu ketika ia mencukupi nafkah ibunya jika ibunya adalah salah seorang yang wajib dinafkahi dengan baik. Tetapi yang utama adalah membahagiakan menjaga perasaan dan mengutamakan ibunya. Jika memang harus mengutamakan nafkah istri daripada ibu, maka seseorang suami harus menyembunyikan tindakan tersebut dari ibunya.”Apa kewajiban suami dalam hubungan rumah tangga?Apa hukum suami yang lebih mementingkan ibunya daripada istrinya?Bagaimana derajat ibu dalam Islam?
Melayanisuami adalah ibadah, menyiapkan makan suami adalah pohon ibadah, mencuci pakaian suami adalah celengan amal yang terus menerus bertambah setiap hari nya. Dalam sebuah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “ seorang istri bertanggung jawab terhadap rumah suaminya, ia akan ditanya (di akhirat) tentang semua

loading...Nafkah keluarga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin. Sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Foto/Ilustrasi Hukum suami lebih mementingkan keluarganya daripada istrinya terus menjadi perbincangan. Memang, membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di keluarga. Di sisi lain, seorang istri hendaknya bisa mendukung suaminya untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allah SWT, termasuk berbakti kepada kedua orangtuanya birrul wâlidain –terutama ibunya- dan menyambung tali kekerabatan silaturahim.Di samping wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, seorang suami juga wajib untuk membantu menafkahi orangtuanya jika mereka membutuhkan. Baca Juga Ibnul Mundzir mengatakan, “Para Ulama sepakat tentang kewajiban menafkahi kedua orangtua yang tidak punya pekerjaan atau kekayaan dengan harta anak mereka.” Di antara dalil yang menjelaskannya adalah hadits berikutأَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِنَّ لِي مَالًا وَوَالِدًا، وَإِنَّ وَالِدِي يُرِيدُ أَنْ يَجْتَاحَ مَالِي؟ قَالَ ” أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ، إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ، فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْDiriwayatkan bahwa seorang badui datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, “Saya memiliki harta dan orangtua, dan ayah saya ingin menghabiskan harta saya.” Maka Nabi SAW menjawab, “Engkau dan hartamu boleh dipakai orangtuamu. Sesungguhnya, anak-anak kalian termasuk penghasilan terbaik, maka makanlah dari penghasilan anak-anak kalian.” [HR Ahmad, no. 7001. Hadits ini dihukumi shahih oleh Ahmad Syakir, al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth rahimahumullah]Hanya saja, menafkahi orangtua tidaklah wajib atas anak kecuali dengan dua syarat berikut Pertama, orangtua miskin dan membutuhkan bantuan. Kedua, si anak kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang diberikannya kepada keluarganya. Syarat ini disepakati oleh para kedua nafkah ini bisa dipenuhi, maka wajib bagi anak untuk melakukannya. Namun jika hartanya hanya cukup untuk salah satu nafkah saja, maka nafkah istri dan anaknya harus didahulukan daripada nafkah orangtuanya; karena nafkah keluarga adalah konsekuensi dari akad nikah, sehingga merupakan hak manusia. Baca Juga Sedangkan nafkah orangtua adalah bentuk kebaktian dan bantuan, sehingga masuk kategori hak Allah SWT. Dan hak manusia didahulukan atas hak Allah Azza wa Jalla; karena hak manusia didasari musyahhah saling menuntut sedangkan hak Allah didasari musâmahah pengampunan. Al-Amidi mengatakan "Hak manusia didahulukan atas hak-hak Allah Azza wa Jalla".Khusus tentang prioritas dalam nafkah, Nabi SAW bersabda,ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَMulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa, sedekahilah keluargamu. Dan jika masih ada sisa lagi berikanlah kepada kerabatmu. [HR Muslim, no. 997] Mendahulukan Nafkah Anak IstriAsy-Syaukani dalam "Nailul Authar" menyatakan nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin. Sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Dan para ulama telah sepakat akan wajibnya mendahulukan nafkah anak istri sebelum orangtua.

EWrSXMT.
  • v5jhoaoajl.pages.dev/255
  • v5jhoaoajl.pages.dev/342
  • v5jhoaoajl.pages.dev/71
  • v5jhoaoajl.pages.dev/227
  • v5jhoaoajl.pages.dev/26
  • v5jhoaoajl.pages.dev/179
  • v5jhoaoajl.pages.dev/243
  • v5jhoaoajl.pages.dev/202
  • istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami