Oleh Indah Naila* Dari sekian untaian perjalananingin kuutarakan meski melalui sekadar tulisanmengenai sempurnanya iman sosok insanmemapah dinamika kedzaliman menjadi kemakmuran Dengan asanya yang tak kunjung redamenuntun ciptaan Rabbnya dari kejahiliyahan hidup yang fanabersua dengan kalam dan malaikatnya di dalam guamejadikan akhlak yang begitu sempurna 12 Robiul Awal tahun gajah waktu
SURAT CINTA UNTUK RASULULLAH TERCINTA Bismillahirrahmanirrahim… Teruntuk kekasih Allah SWT tercinta.. Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Rasulku tercinta… Jujur kukatakan….bahwa hari ini aku merasa gundah sekali,, tanganku gemetar ketika ingin ku tulis sepucuk surat ini untukmu,, aku hanya manusia yang hina,, bagaimana bisa berani menuliskan ini untuk manusia mulia sepertimu… ?? Hari ini,, ditengah kegundahan hati dan ketidaksempurnaan iman,, Izinkan aku menulis surat cinta untukmu… Ya habibullah… Ketika hatiku bicara tentang kemuliaanmu,, ketika syarafku melukiskan namamu,, ketika benak ini selalu merangkai kata tentangmu dan ketika rasa rindu yang telah lama aku pendam ini menggebu dalam dadaku,, membuat tanganku perlahan bergerak. Karna memang ku akui tak ada alasan bagiku untuk tidak menyampaikan semua ini padamu.. Afwan jiddan ya rasulullah atas keberanian manusia hina ini menulis surat cinta untukmu… izinkan aku menorehkan luapan hatiku disini,, karna kau begitu berharga untuk dilupakan, kau begitu mulia untuk diabaikan dan namamu begitu indah untuk hilang dari ingatanku .. Rasulku tercinta… Jujur ku katakan,, demi Allah aku bangga memiliki panutan sepertimu… Akhlakmu yang begitu agung.. siksaan kau balas dengan ketegaran dan kesabaran,, Tidak salah jika Allah mengatakan bahwa pada dirimulah terdapat suri teladan yang baik seperti yang tertulis dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Keteguhan tergambar dalam keistiqomahanmu dalam meredam dakwah ini…. “Wahai pamanda, andai mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan tugas ini, niscaya tidak akan aku tinggalkan sampai allah memenangkannya atau aku kalah..” Begitulah sepenggal kalimat teguhmu yang pernah ku baca pada sebuah buku faforitku, dan tersimpan indah dalam ingatanku… Namun yang kutuliskan ini hanyalah secuil dari sekian akhlakmu yang begitu mulia, Ya Rasulullah... Wahai kekasih Allah… Bolehkah aku bercerita? Bolehkah aku mengadu padamu? Meski ku tau kau terlalu mulia untuk ku ajak bicara…. Rasulku,, aku adalah manusia hina yang telah membuatmu kecewa karna tidak mengikuti sunahmu.. terkadang hati ini menolak ketika ku harus terluka di jalan dakwah seperti yang telah kau tempuh dahulu,, terkadang hati ini menolak ketika datang amanah dakwah yang harus kukerjakan,, terkadang aku kesal ketika saudara seperjuanganku terus mengajakku berkontribusi dalam agenda dakwah yang kupikir melelahkan itu… Akhir-akhir ini aku juga jarang bercengkrama dan berdialog dengan allah disepertiga malam terakhir seperti kebiasaanmu waktu itu.. Aku maluuuu ya rasulullah,, engkau saja manusia mulia yang terpelihara dari dosa dan dijamin masuk ke syuraNya nanti tidak pernah lupa bersyukur padaNya… bagaimana denganku ya rasul…?? aku hanya manusia biasa lagi hina ini bisa-bisanya lupa bersyukur dan lupa menegakkan pondasi iman yang sudah seharusnya menjadi tugasku.. Tapi, aku akan selalu berusaha menegakkannya agar Allah meridhai aku untuk bertemu denganmu kelak... Ya Rasulullah,, sungguh mata ini tak dapat lagi membendung air mata yang terus menetes.. Jantungku berdegup kencang,, hatiku bergetar hebat,, jiwaku berguncang dan kudukku merinding saat menuliskan namamu yang indah di kertas polos ini.. Ya sayyidina… Apa yang harus aku lakukan ? Mengapa jiwaku selalu berguncang ketika ingatan ini terus saja membawamu masuk ke benak ku? Mengapa dada ku harus bergetar ketika terucap dengan halus indahnya namamu? mengapa hatiku selalu merindukanmu ketika syarafku melukiskan namamu? dan mengapa kebahagiaan ini merekah ketika bayangan pertemuanku denganmu terus menghantuiku ? Sekarang dengan bahasa seperti apa lagi aku bisa meluapkan kerinduan ini padamu,, dan dengan kiasan apa lagi aku harus mencurahkan isi hatiku padamu ya rasulullah... meskipun jasad sucimu sudah beristirahat mendahuluiku berabad-abad yang lalu, namun bagiku kau selalu hadir menemani hari hariku yang mudah tergoyah oleh kefanaan dunia ini... Ya Al- Amin… sudikah kau menemuiku lewat mimpiku nanti malam?? aku akan menunggumu hingga sepertiga malam nanti,, hingga ketika aku bangun aku bisa mengadu pada Allah tentang pertemuan kita ini.. Wahai Habibullah.. aku ingin bercerita banyak denganmu,, meski aku tau kau terlalu mulia untuk ku ajak bicara... aku ingin belajar kesabaran, keistiqomahan dan semua sifat mulia darimu.. aku ingin meminta solusi atas semua masalahku dengan nasehat indahmu.. aku ingin minta tolong padamu untuk memohonkan ampunan pada allah dengan kebesaran cintamu.. aku ingin kau ajari aku mencintai Allah sebesar yang kau rasakan padaNya…aku ingin menikmati manisnya iman semanis imanmu padaNya… aku juga ingin kau ajari aku tentang segala hal yang kau tau.. tentang cinta, kasih sayang, ketegaran serta tentang semua sikap mulia yang kau punya,, agar cintaku padamu tidak tergoyahkan oleh kefanaan dunia… Tapi,,, jika pada akhirnya aku memang tidak pantas bertemu dengan mu lewat mimpi nanti malan atau di malam-malam berikutnya,, izinkan aku bertemu denganmu diakhirat nanti,, dan masuk dalam barisan panjangmu bersama keluargamu, bersama sahabat-sahabiah yang kau banggakan dan bersama umat- umatmu yang kau cintai ya rasul... karna aku pernah membaca dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Manusia itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di akhirat kelak”... Amiiiiin ^_^ Wahai Murabbi Agung… Demi Allah sang pemilik jiwa dan ragaku.. Uhibbukifillah…sungguh aku mencintaimu,, sugguh aku begitu merindukanmu.. Sebenarnya banyak sekali yang ingin ku tuliskan untukmu ya rasul,, hingga sulit bagiku merangkainya… Aku tau kau tidak akan membaca suratku ini.. Tapi ku berharap rangkaian kata ini menjadi penyejuk untuk jiwaku yang gundah… Rasulku.. doakan aku untuk menjadi umat dari kekasihNya yang bersyukur… Maafkan aku ya rasulullah,, telah menjadi umat yang selalu mengecewakanmu,, telah menjadi umat yang belum mengamalkan sunahmu sepenuhnya… yang belum bisa menjadi umat yang membuatmu tersenyum bahagia.. Duhai kekasih Allah… izinkanlah sanubariku dipenuhi rasa rindu kepadamu.. izinkanlah anganku terus mendekap kehadiranmu.. meski terkadang aku lalai dengan kewajibanku… izinkanlah aku bisa bertemu denganmu… Wassalamu’alaika warahmatullahi wabarakatuh… Dari umat yang senantiasa merindukanmu…^_^
Suratcinta Untuk Bunda Banda Aceh, 21 desember 2011-12-2011. Kepada ibunda tercinta Kata Rasul jika seseorang bisa menghafal al-qur'an di akhirat kelak nanti dia bisa memberikan mahkota untuk ibunya. Mahkota dari cahaya yang yang sinarnya bagaikan sinar matahahari.
Ketika sinar mentari mulai menyinari seluruh permukaan bumi, begitu pula dengan nama-Mu yang telah dirindu oleh penduduknya. Tersebar, menyiratkan kedamaian yang diamanahkan bagi para pewarisnya. Terbuka jalan menuju cahaya cinta dan kasih sayang dalam keabadian untuk para kekasih yang mengemban derita ini. Menerbangkan dua sayap patahnya agar bisa bertemu dengan-Mu. Ya, akulah si pemilik dua sayap patah itu. Aku, sosok hina yang tak pernah henti merindukan sinar wajah-Mu dalam mimpi-mimpiku. Aku, pribadi papa yang selalu mengharapkan tetesan cinta dari luasnya samudera kasih sayang-Mu. Meski aku bukanlah orang yang layak untuk menjadi butiran debu yang menempel pada jejak kaki-Mu yang mulia. Meskipun begitu, aku tak akan putus asa. Sebuah impian agung yang telah termanifestasi menjadi bukti lantunan cinta ini, ingin aku persembahkan pada-Mu. Sebuah rintihan nada rindu dari lubuk hati yang paling dalam, bahwa aku sangat mencintai dan begitu merindukan-Mu. Biarlah ini menjadi goresan dari sederet harapan agar aku bisa berjumpa dengan-Mu. Wahai Rasulullah.. Harmoni rasa rindu akan sebuah hakikat sudah sejak lama hadir, bahkan sebelum aku mengenal-Mu. Melodi keindahan beserta kesempurnaan lirik yang kau lantunkan, tak hentinya menggetarkan jiwa ini, untuk melebur bersama dengan merdunya irama iman dan harapan. Kini sudah tiba waktunya untuk aku pergi bersama dengan impian agung ini, demi mengalunkan kemuliaan nama-Mu sebagai nada awal untuk melengkapi komposisi lantunan cahaya Islam. Dengan rasa cinta ini aku ingin terbang bersama-Mu untuk menjelajahi nilai kemanusiaan yang haus akan hakikat kebenaran. Menyelam bersama kasih sayang-Mu demi meraih indahnya mutiara Islam yang mampu menerangi seluruh alam semesta. Berjalan, bersama melangkahkan kaki, agar dapat menempuh kedalaman iman yang mampu menembus keabadian. Berlari, bersama-Mu mencari dan menyelamatkan jiwa-jiwa yang terkoyak akan gemuruh dunia. Wahai Rasulallah.. Aku selalu berharap untuk menjadi sosok yang mendampingi-Mu di setiap waktu dan tempat. Yang selalu membuktikan cintanya dengan manifestasi luhur keimanan dan ketakwaan mereka. Dengan kemuliaan agung, mereka yang tak pernah henti untuk melukiskan pancaran sinar benderang ke dalam kalbu setiap mukmin dengan pena iman dan warna-warni aksi luhur dari kuas yang telah mereka goreskan. Merekalah sosok-sosok seperti, Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Khalid bin Walid, Hamzah bin Abdulmuttalib. Sudah sejak lama kita merasa dahaga yang begitu dalam akan contoh luhur mereka yang meneladani-Mu. Semoga pancaran iman, kedamaian Islam, dan dimensi ihsan yang dimanifestasikan sebagai tugas dakwah oleh orang-orang yang mencintai-Mu, meski sebenarnya mereka belum pernah melihat-Mu, dapat menjadi oase bagi kerinduan mereka untuk bisa berjumpa dengan-Mu. Tentunya jika kita dan mereka juga mampu dengan yakin berucap, “Ya Allah, kami sudah siap untuk tidak pernah kenyang dalam memberikan setiap pengorbanan bagi dakwah ini dengan jiwa raga dan juga harta yang kami miliki.”
Berikutdoa untuk pengantin yang dilantunkan Rasulullah SAW; Baarakallaahu laka atau baarakallaahu 'alaika wa jama'a bainakumaa fii khair. "Semoga keberkahan Allah untukmu, atau semoga keberkahan Allah untukmu dan semoga Dia mengumpulkan antara kalian berdua dalam kebaikan." (HR. Abu Daud) Belajar Menjadi Wanita Didikan RasulullahAssalamualaikum Tahmid Wa Rasulullah kekasih Allah, izinkanlah aku mengirimkan sepucuk surat cinta. Ini surat cinta yang tak biasa. Maafkanlah kelancanganku ya, kuceritakan sedikit pengalamanku bersama anakku, Faris. Maukah engkau mendengarkannya ya Rasulullah?Faris sangat menyukai DVD kisah nabi-nabi. Ada Nabi Nuh, Nabi Yunus, Nabi Luth, Nabi Ayub, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan lainya. Baik berupa lagu-lagu maupun cerita nonton DVD, biasanya Faris akan menggambar. Faris akan menggambar perahu Nabi Nuh dengan para hewan-hewan yang naik ke Nabi Yunus, Faris menggambar ikan paus yang sangat besar di buku gambarnya. Ikan paus itu bergigi tajam dan bisa menelan orang. Faris sangat kagum dengan bentuk ikan paus yang sangat besar dan mampu menelan Nabi Yunus. Faris terus bertanya tentang ikan paus ketika melewati Selat Sunda ketika perjalanan dari Lampung ke di DVD lainnya, Faris tak menemukan rupa Nabi Muhammad SAW. Faris bingung ya Rasulullah, Padahal dikisahkan di DVD itu, jika suri tauladan itu adalah Nabi Muhammad. Pahlawan itu Rasulullah SAW. Bukan Spiderman, Batman, Superman, atau Power suatu hari Faris, bertanya, “Mi, kenapa Nabi Muhammad wajahnya tidak ada? Mengapa cuma ada cahaya? Mengapa sama seperti Allah?”Dan aku tertegun dengan erat Faris, menciumnya penuh haru dan mulai bercerita.“Anakku, Nabi Muhammad sungguh agung untuk dilukiskan. Wajahnya penuh cahaya, sifatnya amat lembut dan di bahunya ada Khatamun Nubuwah, yaitu tanda kenabian. Berbeda dengan nabi yang lainnya yang sering Faris lihat di DVD. Kalo Faris mau lihat wajah Nabi Muhammad, Faris harus rajin sholat, ngaji dan patuh pada ummi dan Abi, agar nanti masuk syurga dan ketemu Nabi Muhammad SAW,” ujarku dengan mata itu kembali meluap. Akankah aku diakui sebagai umatmu kelak?Ya Rasulullah, betapa aku sangat mengagumimu. Engkau penuh prestasi. Engaku adalah seorang manajer unit usaha intrnasional sampai ke Syam di usia 12 tahun. Di usia 20 tahun, engkau menjadi pengelola bisnis besar yang investasikan Khadijah. Tak hanya itu, engkau juga orator yang sangat handal! Massa selalu menanti khutbahmu yang penuh hikmah. Bahkan engkau sangat mudah menghapal teman-temanmu yang tak hadir di dalam majelismu. Sedangkan aku? Butuh berkali-kali mengingat sebuah SMA, aku suka sekali berkorespodensi, mengirimkan surat-surat kepada sahabat penaku. Dari Aceh hingga Timur-timur zaman itu, kami saling tukar kabar. Saling bercerita tentang keseharian kami dan juga mimpi kami. Tapi, sungguh berbeda dengan cara engkau berkorespondensi. Ya Rasulullah, engkau menyurati penguasa-penguasa di zamannya. Kau menyurati penguasa Kisra, Caesar, Najasyi, dan Muqaiqus. Kau mengajak mereka untuk bertauhid kepada Allah SWT. Sedangkan aku? Sedikit sekali mengingatkan sahabat-sahabat penaku untuk lebih taak aku menikah, akupun mulai mencoba mengikuti caramu membina rumah tangga. Sulit awalnya ya Rasulullah. Memahami karakter seorang yang kupanggil suami. Menjadi taat pada seorang yang dulu belum pernah kusentuh. Menjadi sebuah ketakutan yang berkumpul. Lalu aku mulai mencari buku tentang cara membina rumah tangga sepertimu. Saat engkau membina cinta dengan Khadijah, Aisyah, dan lainnya. Akupun mulai mencoba belajar menjadi wanita sepeti wanita-wanita didikanmu, ya Rasulullah. Aku belajar dari kisah Khulaisah, Ummu Tahariq, Shafiyah, Sauda, dan penuh semangat menteladanimu. Seperti Maimunah binti Sa’ad yang bertanya kepada Ummu Aisyah tentang seorang wanita yang menghindar untuk tidur bersama suaminya, maka Aisyah berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Siapa saja wanita yang menghindar untuk tidur bersama suaminya tanpa seizin darinya, maka Allah murka kepadanya, hingga suaminya memohonkan ampunan kepadanya, dan siapa saja wanita yang emminta nasihat bermusyawarah dengan selain suaminya, maka ia akan disuapi dengan api jahannam. Siapa saja wanita yang suaminya meridhainya, maka Allah SWT akan menridhainya pula. Sedangkan jika suaminya murka kepadanya, maka Allah akan murka pula, kecuali jika suami memerintahkan kepada istrinya sesuatu yang tidak dihalalkan,”Lain waktu, Maimunah binti Sa’ad berkata, “Wahai Rasulullah beritahu kami tentang sedekah.” Maka Nabi bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu merupakan penghalang dari api neraka.” Maimunah binti Sa’ad juga pernah bertanya kepada Aisyah tentang nafkah seorang wanita di rumah suaminya, maka Aisyah ra berkata, “ Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Apabila seorang wanita bersedekah dengan harta suaminya, maka ia akan mendapatkan pahala sedangkan suaminya akan mendapatkan pahala yang serupa, demikian pula kepada penjaga harta itu. Pahala sebagian mereka tidak mengurangi pahala sebagian yang lain. Bagi suaminya pahala karena mencari, sedangkan bagi istrinya karena member sedekah.”Ya, Maimunah binti Sa’ad menjadi wanita yang penuh semangat mengejar Ridho Allah dengan mengikuti jejakmu. Wanita-wanita itu mencintamu lebih dari mencintai diri mereka ini, aku kembali menyusuri sirohmu ya Rasulullah. Mengenangmu, mengharapkan perjumpaan denganmu. Walau ibadahku masih jauh dari wanita-wanita hasil didikanmu. Tapi, izinkan aku memohon. Jika kelak kita bertemu, maka tolong akui aku sebagai umatmu dan beri aku Rasulullah, aku bershalawat Allah, aku nangis T_T
UntukMurrabbiku, sang Bidadari Bersayap Malaikat. Ketika perjumpaan pertama kita, Awalnya biasa saja. Tak ada perasaan khusus dariku untukmu. Semuanya tampak biasa. Kecuali senyum tulus yang engkau sunggingkan kepadaku, jabatan erat tangan darimu, serta pelukan bersahabat yang kudapatkan untuk pertama kalinya ketika kumelangkahkan kaki
CINTA adalah suatu anugerah. Rasa cinta itu dapat kita rasakan ketika kita melihat ada orang yang menarik hati atau perasaan kita. Bermula timbul rasa suka, kagum, hingga kemudian berubah menjadi cinta. Rasa cinta ini bukan hanya dapat dirasakan oleh kita. Allah SWT juga mencintai makhluk-Nya. Salah satu yang Allah cintai ialah Nabi Muhammad SAW, makhluk pilihan-Nya. Ia adalah sosok yang kini menjadi teladan dalam hidup kita. Sebagaimana kita, Allah pun sangat mencintainya. Seperti apa ya bentuk cinta Allah pada Rasulullah SAW? BACA JUGA Bumbu Cinta dari Dua Kubu Istri Rasulullah Salah satu surat dalam Al-Quran merupakan bentuk cinta Allah SWT pada Rasulullah SAW yakni surat Thaha. Nama Thaha itu menjadi salah satu nama mulia yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Panggilan tersebut sebagai bentuk penghormatan dan penghibur hati beliau atas segala pertentangan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Oleh sebab itulah, surah tersebut dibuka dengan Thaha sebagai panggilan lembut dari Sang Pecinta kepada yang dicinta. “Thaha. Tidaklah Kami menurunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menjadi susah celaka. Melainkan sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut,” QS. Thaha 1-3. Gambaran ayat 1-3 yang terdapat dalam surah Thaha tersebut tentu sangat berpengaruh kepada sisi psikologi yang dimiliki Rasulullah SAW. Sebab ketika wahyu tersebut diturunkan, Rasulullah kerap merasa ketakutan, gelisah, khawatir akan keselamatan diri dan umatnya. Perasaan yang demikian itu sangatlah wajar, karena penolakan, pertetangan dan perlawanan dari kaum Quraisy sangat mempengaruhi kondisi psikis beliau. Akan tetapi, dengan panggilan lembut dari dari Allah itu membuat Rasulullah kembali yakin dan percaya bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dirinya sekedip matapun. BACA JUGA Mencintai Saudara Sesama Muslim karena Allah Allah SWT menegaskan bahwa proses turunnya Al-Quran sama sekali bukan untuk menyusahkan Rasulullah SAW. Melainkan sebagai basyiiran kabar gembira bagi orang-orang beriman juga nadziiran peringatan agar kita menjaga diri dari perilaku yang kurang baik dan tidak diridhai-Nya. Seperti itulah bentuk cinta Allah pada Rasulullah. Inginkah kita pun dicintai oleh Allah? Maka, ikutilah jejak Rasulullah. Sebab, bentuk kasih sayang Allah ada padanya. Dengan mengikutinya, kita akan bertemu dengan ridha Allah. Jika sudah ridha, maka Allah akan cintai diri kita. Wallahu alam. [] Artis40 tahun ini pun menuliskan surat cinta untuk nenek yang telah tiada. Nenek Wulan Guritno meninggal dunia pada Sabtu 17 Juli 2021. Wulan Guritno: Bagaikan Khadijah dan Nabi Muhammad. Wulan Guritno hingga Nagita Slavina Bukber, Dandanan Islami Paula Verhoeven Tuai Sorotan. Bharada E Tersangka, Polri: Penyidikan Tidak Berhenti di Sini.
Uploaded byTomy Satyagraha 0% found this document useful 0 votes69 views1 pageCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes69 views1 pageSurat Cinta Untuk RasulullahUploaded byTomy Satyagraha Full descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Sebuahimpian agung yang telah termanifestasi menjadi bukti lantunan cinta ini, ingin aku persembahkan pada-Mu. Sebuah rintihan nada rindu dari lubuk hati yang paling dalam, bahwa aku sangat mencintai dan begitu merindukan-Mu. Biarlah ini menjadi goresan dari sederet harapan agar aku bisa berjumpa dengan-Mu. Wahai Rasulullah.. Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen - Inilah pesan Nabi Muhammad bin Abdullah, sebentuk perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen. Dekat dan jauh, kami bersama mereka. “Sesungguhnya aku, para pelayan, para pembantu, dan pengikutku, membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku. Dan, demi Allah! Aku menahan dari apa pun yang tidak menyenangkan mereka. “Tidak ada paksaan atas mereka. Hakim-hakim mereka juga tidak akan dicopot dari pekerjaan mereka dan para biarawan tidak akan dipindahkan dari biara tempat mereka berada. Tidak seorang pun boleh menghancurkan rumah agama mereka, merusaknya, atau membawa barang apa pun dari dalamnya ke rumah orang muslim. Jika ada yang melakukan salah satu dari tindakan-tindakan tadi, berarti dia merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Nabi-Nya. Sesungguhnya mereka adalah sekutuku dan memiliki jaminan amanku dari semua yang mereka benci. Tidak ada yang boleh memaksa mereka untuk melakukan perjalanan atau mewajibkan mereka berperang. Orang muslim harus berjuang untuk mereka. Jika seorang perempuan Kristen menikahi laki-laki muslim, pernikahan itu tidak terjadi tanpa persetujuannya. Dia tidak boleh dicegah dari mengunjungi gerejanya untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dihalangi dari memperbaiki gereja maupun kesucian perjanjian mereka. Tidak boleh ada satu bangsa pun muslim yang tidak menaati perjanjian sampai “hari akhir” akhir dunia”. Baca juga Bentuk Jin Ifrit Lucu Perjanjian Nabi Muhammad Saw. dengan biara Santa Katharina di atas, semoga bisa menjadi semacam penawar luka saudara-saudara kita. Kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen Dalam surat tersebut, Nabi memperjuangkan kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen. Beliau menyinggung hak asasi manusia termasuk kebebasan hati nurani, beribadah, dan hak atas perlindungan selama masa perang. Selain surat perjanjian itu, kita bisa merenungkan kunjungan kelompok Kristen dari Najran kini dikenal dengan sebutan Yaman–ke kota Madinah. Muhibah ini mungkin yang paling penting dicatat sebagai interaksi antar-iman di antara Nabi Muhammad dan kalangan Kristen. Sekitar 631 M, Nabi Muhammad mengirim surat kepada beberapa masyarakat Kristen dan para pemimpinnya, mengajak mereka memeluk Islam. Khalid bin Al-Walid dan Ali bin Abi Thalib melakukan perjalanan sejauh 450 mil ke selatan Madinah, demi membawa sepucuk surat untuk golongan Kristen Najran. Setelah surat diterima, kalangan Kristen tidak menerima seruan awal Nabi Saw untuk memeluk Islam. Kali kedua, Nabi Muhammad mengirimkan diplomat lain, Al-Mughirah bin Syu’bah, yang membujuk golongan Najran agar menerima undangan mengunjungi Madinah. Menanggapi itu, Kristen Najran kemudian mengirim delegasi yang berjumlah 60 orang, 45 di antaranya para sarjana Kristen. Ketika umat Islam dan Kristen saling bertatap muka, mereka secara terbuka mendiskusikan perihal pemerintahan, politik, dan agama. Mereka bersepakat pada banyak persoalan, tetapi mereka juga sepakat untuk tidak bersepakat pada persoalan-persoalan teologis. Kalau ada frasa yang bisa menyimpulkan pertemuan mereka, maka itu adalah “saling menghormati.” Ya, tenggang rasa itu. Setelah melakukan perbincangan diplomatik, kalangan Najran berkata pada Nabi Muhammad, “Sudah waktunya bagi kami untuk beribadah kepada Tuhan.” Karena tidak ada gereja terdekat untuk mereka melaksanakan ibadah, delegasi Kristen mulai berjalan keluar masjid untuk bersembahyang di jalanan Madinah. Alih-alih membiarkan kalangan Kristen itu beribadah di jalanan yang padat dan berdebu, Nabi Muhammad berpaling kepada mereka dan berkata, “Kalian adalah para pengikut Tuhan. Silakan berdoa dalam masjidku. Kita semua saudara sesama manusia.” Kelompok muslim mengizinkan umat Kristen menggunakan Masjid Nabawi, tempat suci bagi umat Islam, untuk beribadah dengan bebas. Nabi Muhammad juga memberi mereka tempat untuk menginap di dekat rumahnya, dan bahkan memerintahkan kaum muslimin agar memasangkan tenda untuk mereka. Sebuah jembatan’ di antara dua komunitas keagamaan ini dibangun hari itu. Kedamaian dan niat baik memang gemilang. Umat Kristen Meninggalkan Madinah Ketika kelompok Najran meninggalkan Madinah, seorang pemimpinnya mengatakan kepada Nabi Muhammad Saw, “Kami memutuskan untuk meninggalkan kalian sebagaimana adanya kalian, dan kalian membiarkan kami sebagaimana adanya kami. Namun, kirimlah bersama kami seorang laki-laki yang dapat bertindak sebagai hakim pelindung harta benda kami, karena kami menerima kalian.” Baca juga Biografi Imam ath-Thabrani Lengkap Rombongan Kristen pun meninggalkan Madinah dengan sebuah garansi tertulis bahwa Nabi Saw akan melindungi nyawa, harta benda, dan hak hidup mereka. Usai pertemuan bersejarah itu, Nabi Muhammad secara gamblang menerangkan konsekuensi jika tidak menghormati orang Kristen, “Siapa yang menzalimi orang Nasrani, aku sendiri yang akan menjadi pendakwanya pada Hari Kiamat” HR Al-Bukhari. Hadis tersebut masih diperkuat dengan sebuah ayat Alquran yang berpesan قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ “Katakanlah “Wahai Ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah” QS Ali Imran [3]64. Ada sebuah Hadis lain yang pernah Nabi Muhammad sitir di hadapan para sahabatnya, “Amal paling utama adalah menjaga perdamaian dan hubungan baik dengan manusia, karena pertengkaran dan segala perasaan yang buruk, menghancurkan umat manusia”. Dengan menjalin perjanjian bersama umat Kristen dan Yahudi, Nabi Saw menyatakan secara jelas bahwa warga suatu negara Islam tidak harus menganut agama Islam. Beliau secara gamblang menolak elitisme dan rasisme, serta menuntut agar umat Islam memandang saudara-saudari ibrahimiah-nya setara di hadapan Tuhan. Ayat-ayat Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, mengarahkannya untuk merayakan keragaman dan mensyukurinya sebagai unsur pokok masyarakat muslim. Pertemuan Nabi Muhammad dengan Tuhan selanjutnya direkam dalam Alquran, pada ayat yang menyatakan; يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal. QS Al-Hujurât [49] 13. Inti Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen Sebagai tambahan, dalam khotbah terakhir di bukit Arafah, Nabi Saw menyatakan bahwa, “Seorang Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang bukan Arab, juga non-Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang Arab. Seorang kulit putih tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit hitam, pun orang kulit hitam tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit putih, kecuali karena amal salehnya.” Baca juga Khutbah Jumat Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Surga dimasuki Nabi saat Mi’raj Secara ringkas, Nabi Muhammad tidak suka menilai orang berdasarkan keyakinan agama atau warna kulitnya. Beliau mengutuk bentuk penyiksaan apa pun. Nama agungnya menjulang mengatasi barbarisme dengan pernyataan tegas yang berbunyi, “Tahanan harus hidup dengan nyaman. Orang Islam harus lebih memperhatikan kenyamanan para tahanan daripada kenyamanan mereka sendiri.” Dalam Konstitusi Madinah, Nabi Muhammad Saw menuliskan bahwa, “Orang-orang asing dalam masyarakat muslim diperlakukan dengan pertimbangan khusus dan dengan alasan yang sama sebagaimana para pelindung mereka.” Rahasia kehadiran Nabi Muhammad bin Abdullah di muka bumi ini, bisa kita telusuri dari satu sudut pandang, yaitu misteri dari nama yang ia sandang. Nabi Muhammad bisa kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi yang paling terpuji dan teramat gemar memuji. Akar kata dari nama tersebut adalah Ahmad pemuji. Pada sebuah kesempatan istimewa, beliau pernah menyampaikan kepada sahabatnya sebuah Hadis Qudsi yang membingungkan seperti ini “Ana Ahmad bila mim daku Ahmad tanpa huruf mim.” Berarti Ahad. Gusti ingkang Moho Tunggal. Manunggaling kawulo Gusti. Huruf mim merupakan satu-satunya penghalang antara Allah dan dirinya. Allah tanzil ke muka bumi dengan meminjam surah bentuk manusia yang mengejawantah sebagai nabi terakhir. Wajar bila tak satu pun kekurangan yang melekat padanya selaku manusia. Dia mengejawantah dalam segala ciptaan-Nya. Jadi, kita yang beragama tapi masih rungsing dengan ikon sesembahan, perlu menyelam lebih dalam tentang hakikat agama bagi manusia. Menyembah Allah yang Nama, beda akibat dengan menyembah Sang Pemilik Nama. Sampai dunia ini berakhir sekali pun, kita manusia takkan pernah bersepakat tentang bagaimana کيف , adakah هل, apa ما, dan untuk apa لم . Kebenaran itu. Ilmu tentang ini hanya diwariskan al Haqq Hyang Maha Benar kepada para ahli hikmah. Kalangan bijak bestari yang diangkat sebagai wali-Nya dengan beragam tingkatan. Satu di antara mereka dalam masing-masing maqam, bahkan tak mengetahui khazanah ilmu yang diberikan Allah kepada yang lain. Penjabaraan kami di atas, senada dengan yang pernah disampaikan Rasulullah Saw untuk seorang sahabat utamanya, “Kebenaran membuat Umar tak memiliki teman yang dapat dipercaya.” Dicatat dalam Manaqib Tirmidzi no. 3714 Keterbatasan kita dalam memafhumi kebenaran, hanya berujung pada sesuatu yang lazim kita namai dengan; pikiran yang benar, ucapan yang benar, dan laku lampah yang benar. Ya, benar menurut kita, bisa jadi salah dalam pemahaman orang lain. Maka tak syak bila Sayyidina Abu Bakr ash Siddiq ra pernah berpendapat begini Baca juga Abu Qudamah Dan Bidadari Dari Surga, Hadiah Syahid “Ketakmampuan memahami sebuah pemahaman adalah sebuah pemahaman.” Jadi setidaknya, pemahaman kita baru sebatas ketakpahaman. Sudah cukup sampai di situ. Tak perlu memaksa tuk mengerti lebih jauh. Apalagi menilai yang tak kita pahami secara membabi-buta. Seorang dari karib kami pernah mengalami peristiwa yang kemudian mengubah pandangannya tentang manusia. Pada suatu pagi yang penat, ia kedatangan seorang gila yang saban waktu senang meminta uang 1000 rupiah pada siapa pun yang ditemuinya. Tak lama, orang tersebut berpamitan. Lalu karib kami itu berkata sembarangan, “Cari uang yang banyak ya. Biar cepat kaya!” Selang beberapa jenak, orang itu kembali lagi padanya sambil membawakan sebungkus besar makanan untuk sarapan. Tanpa butuh waktu lama, Allah membungkam mulutnya yang sompral. Ia pun terdiam seribu bahasa. وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ” … dan bertakwalah kepada Allah; maka Allah mengajarimu; sungguh Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” QS. Al Baqarah [2] 282 Sejauh yang bisa kami temukan, para nabi-rasul Tuhan adalah “lembaran surat cinta” dari-Nya yang dikirim dengan segala cara dan untuk semua keadaan hidup manusia. Membaca jejak kehidupan mereka, sama dengan mempersiapkan diri menjadi manusia paripurna al-insan al-kamil. Isa binti Maryam pernah bersabda dengan redaksi yang berbunyi, “Dunia ini adalah jembatan. Laluilah, tetapi jangan membangun rumah di atasnya. Ia yang berharap kesementaraan, mungkin berharap untuk selamanya. Dunia bertahan tak lain hanya sekejap. Gunakanlah seluruh waktumu dalam doa, karena selebihnya tiada makna.” Penutup semoga dengan membaca Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen diatas, dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat. Baca juga Pesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin SalimPesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin Salim Rep Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah. 0. Surat Pendek yang Dibaca Rasulullah Ketika Terkena Sihir. Ilustrasi Rasulullah. Foto: Republika/Mardiah. Dengan pendek ini Allah meminta kita memohon perlindungan kepadanya. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat An-Naas dan Al-Falaq turun bersamaan untuk menyembuhkan Nabi Muhammad dari sakit parah akibat sihir.
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Teruntuk Nabi Muhammad SAW– kekasih Allah Izinkanlah aku menorehkan tinta untuk merangkai kata-kata cinta padamu di tengah kegundahan hatiku dan ketidaksempurnaan imanku. Meskipun Engkau takkan membaca ini, tidak ada alasan bagiku untuk tidak mencurahkan kerinduanku padamu. Teriring shalawat dan salam yang selalu tercurah padamu, kutuliskan surat ini padamu. Duhai Rasulullah tercinta, Assalamu’alaika warahmatullah wabarakatuh, 12 Rabiul Awal. Seyogyanya hari itu umat Islam sibuk melantunkan shalawat kepadamu. Namun, irama musik menghentak lebih terdengar di telingaku dibandingkan lantunan ayat suci dan shalawat yang diperdengarkan dari masjid. Hatiku teriris. Aku menangis karena teringat diriku yang masih tertatih membangun pondasi iman yang kadangkala terlarut dalam keindahan melodi yang disajikan dunia. Meski cintaku padamu hanya senipis kulit bawang, kulantunkan shalawat padamu dalam kelunya lidahku. Ya, Rasulullah, sungguh mata ini tak dapat membendung air mata yang kian menetes. Jantungku berdegup kencang, hatiku bergetar hebat, dan kudukku merinding saat menuliskan namamu. Pantaskah aku yang hina ini menuliskan surat pada orang yang mulia sepertimu ? Ya, Rasulullah, kemuliaanmu begitu terpelihara oleh Allah, bahkan keluhuranmu diakui oleh dunia. Michael H. Hart pun mencantumkan namamu menjadi urutan pertama dalam bukunya yang berjudul 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia’. Dalam alinea pertama, Michael menuliskan bahwa ia yakin Engkaulah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Subhanallah, betapa mulia dirimu, Ya Rasulullah. Ya, Rasulullah, terlalu banyak kata yang ingin aku tuliskan padamu hingga terasa sulit bagiku menggerakkan pena untuk merangkaikannya. Tapi, rasa rindu yang begitu menggebu dalam dadaku terlalu kuat untuk membuat tanganku perlahan bergerak. Ya, Rasulullah, Engkau begitu rajin mendekatkan dirimu pada Allah. Di saat umatmu tertidur, Engkau bangun untuk menyempatkan diri beribadah kepada Allah. Bahkan Abu Hurairah dalam Hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari berkata Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Demi Allah, sesungguhnya saya memohon ampunan dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali setiap harinya.” Sebegitu dekatnya dirimu dengan Allah, padahal Engkau sudah terpelihara dari dosa. Sementara aku ? Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan, aku masih tertatih menegakkan pondasi iman yang kadang naik kadang turun. Tapi, aku selalu berusaha menegakkannya agar Allah meridhai aku untuk bertemu denganmu. Ya, Rasulullah, akhlakmu begitu agung. Hinaan Engkau balas dengan kesabaran. Kejahatan Engkau balas dengan kebaikan. Engkau juga begitu menyayangi anak yatim dan sangat hormat kepada orangtua. Engkau senantiasa membantu orang lain, tidak pernah menghina orang miskin dan tidak merasa terhina bergaul dengan mereka. Engkau bersikap tegas, pemaaf dan pengasih dalam perjuangan. Engkau teguh terhadap kebenaran, keras terhadap kekufuran dan lembut terhadap sesama muslim. Yang kutuliskan hanyalah sebagian kecil dari sekian akhlakmu yang begitu mulia, Ya Rasulullah. Subhanallah, aku bangga memiliki panutan sepertimu. Tidak salah jika Allah mengatakan bahwa pada dirimulah terdapat suri teladan yang baik seperti yang tertulis dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Ya, Rasulullah, aku rindu padamu dan selalu berharap bisa bertemu denganmu. Seperti orang yang telah bertemu denganmu melalui mimpi, aku ingin sekali bisa bercengkrama denganmu. Aku ingin mengenal dirimu lebih dekat dan juga ingin menceritakan banyak hal padamu, yang kini terjadi pada umatmu sejauh yang aku tahu. Ya, Rasulullah, hidup di negeri dengan penganut Islam terbanyak tidak lantas membuatku tentram. Harapan akan kehidupan yang sesuai dengan syariatmu masih jauh di depan mata. Ada saja hal-hal yang diperbuat oleh para pemimpin yang tidak berdasarkan ajaran yang telah Engkau bawa. Sepertinya, kefanaan dunia telah memiliki sihir yang memikat. Ya, Rasulullah, aku melihat kesenjangan sosial di mana-mana. Yang memiliki harta bukannya menjadi ahli sedekah, melainkan menjadi orang kikir yang dikuasai oleh egoisme. Bagaikan akar yang haus mencari air, korupsi menjalar di mana-mana. Sementara kemiskinan makin menjadi-jadi akibat hak mereka yang selalu terabaikan. Yang kaya bergaul dengan golongannya, sementara yang miskin harus berkutat dengan ketidakberadaannya. Seolah nilai-nilai persaudaraan yang dulu Engkau tanamkan telah tercabut hingga ke akar. Sungguh berbeda dengan yang Engkau contohkan, Ya Rasulullah. Ya, Rasullullah, sebagai seorang pemimpin, engkau selalu berupaya mengayomi rakyatmu. Sayangnya, kenyataan yang ada saat ini adalah hanya segelintir pemimpin yang dermawan, bahkan yang sama-sama mengalami kesulitan dalam hal ekonomi yang mau membantu mengentaskan kemiskinan. Sungguh iromis sekali. Sebagai seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan dalam kesederhanaan, aku sedih sekali melihat ketidakadilan itu. Padahal yang membedakan derajat manusia dihadapan Allah adalah keimanannya, bukan harta dan tahta. Namun, keduanya telah membuktikan kehebatannya untuk menguji kadar iman manusia. Ya, Rasulullah, zaman sekarang seolah berubah menjadi mencekam. Entahlah, mungkin sudah dekat akhir zaman. Berbagai pertikaian terjadi di mana-mana, kekerasan bermunculan dengan dalih menyelesaikan masalah. Bukan hanya itu, ajaran sesat kian marak mencari pengkikutnya. Sangat disayangkan, kemurnian Islam yang begitu Engkau jaga harus ternoda oleh pihak yang tidak mengerti. Jujur, aku sedih. Meskipun imanku tidak akan mungkin menyamai tingkat keimananmu, tapi aku masih memiliki hati kecil yang selalu lirih melihat segala kenyataan yang sudah semakin jauh dari ajaranmu. Jika Engkau masih hidup, Ya Rasulullah, pasti Engkau bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan segala macam persoalan yang melanda umatmu ini. Sayangnya, Engkau tidak hidup di zaman aku hidup. Jadi, tiada yang bisa menyelesaikan, yang ada hanya memperparah keadaan. Ya, Rasulullah, aku tahu Engkau begitu peduli pada umatmu. Bahkan Engkau pernah mengatakan bahwa saudaramu adalah umatmu yang hidup selepasmu. Aku sangat bahagia mengetahui itu karena aku adalah bagian dari yang kau rindukan. Tapi, apakah cinta kami padamu telah membalas kerinduanmu kepada kami ? Aku takut Engkau kecewa, Ya Rasulullah, karena aku merasa cinta kami padamu masih mudah tergoyah oleh kefanaan dunia. Ya, Rasulullah, bila akhirnya Engkau memang tidak mau menemuiku lewat mimpi, biarkanlah aku bisa menemuimu di akhirat nanti. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Manusia itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di akhirat kelak”. Aku akan terus berusaha meningkatkan cintaku kepadamu karena aku ingin bersamamu kelak di akhirat. Aku ingin sekali Engkau menolongku dari azab yang pedih dan memohonkan ampunan pada Allah dengan cintamu. Maafkanlah aku, Ya Rasulullah, yang belum bisa menjadi umatmu yang membuatmu tersenyum bahagia, yang belum bisa mengamalkan ajaranmu sepenuhnya. Tapi, aku akan berusaha. Aku yakin bukanlah jarak dan masa ataupun temu wajah untuk membuahkan cinta suci, tetapi pengorbanan dan kesungguhan untuk memdambakan diri jadi kekasihmu diukur pada hati dan dibuktikan dengan kesungguhan dalam mengamalkan sunahmu. Ya, Rasulullah, izinkanlah sanubariku dipenuhi rindu kepadamu agar kutingkatkan iman dengan sunahmu meski terkadang aku lalai dengan kewajibanku izinkanlah aku bisa bertemu denganmu Wassalamu’alaika warahmatullahi wabarakatuh. Dari umatmu yang masih tertatih membangun pondasi iman yang menyimpan rindu terdalam hanya padamu, Ya Rasulullah
Diamengutus Nabi dan Rasul sebagai orang pilihan untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan umatnya pada jalan kebenaran dan kebaikan. Demikianlah surat cinta ini saya tujukan pada seluruh guru di manapun berada. Semoga sapaan ini akan memberikan secercah manfaat dan harapan agar kejayaan para guru terulang kembali, sebagaimana guru-guru Tulisan ini bermula dari rasa gembiraku ketika seorang yang biasa kupanggil adek mulai bersemangat memakai kaus kaki untuk menutupi aurat, sebagaimana halnya rasa gembira ketika dulu dia bercerita tentang jilbab yang tebal dan juga tentang rok.“Mmm… yang dulu suka panjat tali sekarang mulai demen sama rok…”Semoga niatan ini bukan api yang membara di awal lalu kemudian padam. Semoga dengan tekad yang kuat dan kesungguhan, Allah memudahkan untuk istiqomah dan terus memperbaiki Sungguh nikmat yang besar, Allah telah menjadikan kita bersaudara di atas ikatan Allah menjadikan kita sebagai saudara yang saling menyayangi di atas ikatan yang menghendaki kebaikan satu sama yang tidak menginginkan ada keburukan pada satu sama rasa cintaku aku membuat tulisan ini… Semoga Allah mendatangkan manfaat, menjadikannya bekal untuk dunia dan simpanan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, Robb yang telah menciptakan kita dari setetes mani, Robb yang juga telah menciptakan ibu kita, bapak kita, dan orang-orang yang kita sayangi, Robb yang telah memberi rizki pada kita sampai kita sebesar ini, Robb yang telah memberi hidayah Islam -sebuah nikmat yang sangat besar yang tidak ada nikmat yang lebih besar dari nikmat ini- Robb yang telah memberi kita banyak sekali nikmat, Robb yang telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang taat, Robb yang juga telah mengancam dengan neraka bagi yang enggan untuk taat, Robb yang janji-Nya haq, yang tidak pernah menyalahi janji, Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan kepada para muslimah untuk menutup tubuh mereka dengan Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 59 yang artinya,“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya,“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun hakekatnya telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka itu adalah kaum wanita yang terkutuk.”Di dalam hadits lain terdapat tambahan“Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan memperoleh baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan jarak sekian dan sekian.” Dikeluarkan oleh At-Thabrani dalam Al-Mu’jam As-Shaghir hal. 232, dari hadits Ibnu Amru dengan sanad shahih. Sedangkan hadits yang lain tersebut dikeluarkan oleh muslim dari riwayat Abu Hurairah.Saudariku, Masih akrab dalam pandangan kita, saudari-saudari kita keluar rumah dengan membuka auratnya. Beberapa diantaranya sangat “memperhatikan” penampilannya. Mulai dari merk baju yang berkelas, model yang up to date, Bahkan diantaranya kita lihat baju yang sempit dan serba pendek, celana yang juga serba pas-pasan, rambut di-rebonding, alis yang “dirapikan”, lipstik tipis warna pink, minyak wangi yang mmmm… *mungkin karena belum tahu*Saudariku, Apa yang kita dapat dari semua ini? “cantik”? “aduhai”? “modis”? “gaul”? “tidak ketinggalan jaman”? atau mungkin sekedar untuk bisa percaya diri ketika keluar rumah dan berhadapan dengan orang-orang?Memang banyak yang akan melihat “WAH” pada wanita yang berpenampilan seperti ini sehingga menyebabkan beberapa di antara kita tertipu dan bahkan berlomba untuk menjadi yang “terhebat” dalam masalah saudariku, Saya ingin mengajak kita untuk menjadi seorang muslimah yang sejati! Tidak perlu kita tiru mereka yang berbangga diri dengan apa yang mereka pamerkan dari tubuh dan kecantikan mereka. Tidak perlu kita tiru mereka yang berbangga diri dengan merk yang ada pada baju-baju mereka. Sungguh! Kain sepuluh ribu per meter dari Pasar Bering lebih mulia jika kita memakainya dalam rangka ketaatan pada Allah, Robb yang telah menciptakan kita, Robb yang telah mensyariatkan jilbab untuk kita. Duhai… Pakaian mana yang lebih mulia dari pakaian ketaqwaan?Adalah nikmat yang besar ketika kita masuk Islam. Seseorang dinilai bukan lagi dari tulisan baca merk apa yang tertempel di bajunya, atau dari seberapa mancung hidungnya, seberapa cantik wajahnya, seberapa elok parasnya, seberapa anggun bersoleknya. Tapi seseorang dinilai dari apa yang ada dalam hatinya, apa yang diucap oleh lisannya, dan apa yang diperbuat oleh badannya. Ya! Seseorang dinilai dari ketaqwaannya. Jadi tidak perlu lagi kita bersibuk-sibuk untuk pamerkan kebolehan tubuh dan Tidakkah kita melihat jajanan yang ada di emperan? Terbungkus dengan ala kadarnya, semua orang bisa menjamahnya, atau bahkan mencicipinya. Bahkan seringkali yang mencicipi adalah orang iseng yang tidak benar-benar bermaksud untuk membeli. Setelah mencicipinya, dia letakkan kembali kemudian dia tinggal pergi. Bukan hanya orang iseng, bahkan lalat-lalat pun mengerumuninya. Berbeda dengan makanan berkualitas yang terbungkus rapi dan tersegel. Terjaga dan tidak tersentuh tangan-tangan antara keduanya, kita lebih memilih yang mana? Tentu yang kedua. Jika untuk makanan saja demikian, maka lebih-lebih lagi kita memilih untuk diri kita Demikian juga keadaannya seorang lelaki yang baik-baik. Dia akan memilih wanita yang menjaga kehormatannya, yang kecantikannya tidak dia pamerkan. Tidak dia biarkan dinikmati oleh banyak orang. Yang demikian adalah karena wanita yang menjaga auratnya lebih mulia dari pada wanita yang memamerkan saudariku, Bahkan lelaki yang sholeh berlindung pada Allah dari godaan kita. Wanita adalah godaan yang besar bagi lelaki. Pada umumnya lelaki itu lemah terhadap godaan wanita. Maka sebagai wanita, jangan malah kita menggodanya! Tetapi kita bantu mereka untuk bisa menjaga pandangan dan menjauh dari maksiat. Sukakah kita jika kita menjadi sebab pemuda-pemuda tergelincir dalam kemaksiatan? Menjadi penyebar fitnah dan perusak generasi?Saudariku yang aku cintai, Berat hati ini melihat hal seperti ini terjadi pada saudari kita… Allah telah memuliakan kita dengan mensyari’atkan jilbab untuk kita, namun kenapa malah menghinakan diri dengan membiarkan aurat terbuka? Secara tidak langsung, ini berarti membiarkan diri menjadi objek pemuas syahwat yang bisa dinikmati sembarang telah memuliakan kita dengan mensyariatkan jilbab untuk kita, namun kenapa malah menghinakan diri dengan keluar dari ketaatan?-bersambung insya Allah-Baca Surat Cinta untuk Saudariku 2***Penulis Ummu Sa’idMuroja’ah Ustadz Subhan Khadafi, Lc. 0izr.
  • v5jhoaoajl.pages.dev/203
  • v5jhoaoajl.pages.dev/414
  • v5jhoaoajl.pages.dev/142
  • v5jhoaoajl.pages.dev/6
  • v5jhoaoajl.pages.dev/249
  • v5jhoaoajl.pages.dev/194
  • v5jhoaoajl.pages.dev/234
  • v5jhoaoajl.pages.dev/327
  • surat cinta untuk rasulullah